Jumat, 12 Agustus 2011

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ
.......................................................................................................................
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat"

Apa yang terjadi pada kehidupan tanpa ke "qariib" an ini?. Bagaimana rupa hati tanpa kedekatan ini? Mungkin ia hanya sekadar bernafas. Bahkan semua tentang hidup bisa diukur dari kedekatan ini, kedekatan yang agung. Kedekatan yang membuat orang hebat hanya menunjukkan kehebatannya dalam kesabaran perang, kedekatan yang membuat orang perkasa hanya menampilkan keperkasaannya di  sekitar mautnya, dan kedekatan yang menjadikan orang-orang pilihan menampilkan ketampanannya hanya di hadapan musuh-musuhnya.

Bahwa setiap kesalahan orang lain yang berhubungan dengan diri, maka puncak berkumpulnya adalah kesalahan sendiri. Siapa pun yang berhasil menghitung kesalahan orang lain merupakan bukti ketidakberhasilannya menghitung kesalahan diri sendiri.

Terlalu payah mencari sebab akibat dari rangkaian kesalahan yang melibatkan orang lain, kenapa tidak langsung saja tanya diri sendiri, pasti ketemu jawabannya dan selesai persoalannya. Semoga memudahkan urusan-urusan lainnya.

Indahnya.... jika semua urusan telah dijamin oleh Yang Maha Bijaksana, hingga bisa fokus pada urusan yang  telah Allah amanahkan untuk kita, menda'wahkan agamaNya. Bahkan kita tidak seharusnya tawadzun dalam menjalani hidup ini, harusnya urusan-urusan agama Allah ini lebih mendarah daging dan menulang sumsum. Karena kita semua telah mengetahui, bahwa perbandingan antara dunia dengan akhirat dalam segala aspeknya pun memang tidak seimbang.

Meninggalkan yang telah berlalu adalah keniscayaan, masalahnya... masihkah kita tetap melesat seperti dulu? Seperti ketika belum ada masalah? Harus ada kedekatan padaNya agar tidak suka lupa, agar tetap stabil bahkan hebat. Tidak masalah, kalau potensi yang kita miliki hanya pinjaman sesaat dari yang Maha Kuasa untuk menyelesaikan satu amanah, tidak masalah walau potensi itu bukan asli dari usaha sendiri. Yang terpenting urusan dan amanah bisa diselesaikan dengan penuh prestasi.

Terus beramal, karena kerinduan semakin memuncak, rasa ingin tahu semakin mendesak, bagaimanakah rasanya kematian, kehidupan di kubur, di yaumil mahsyar dan akankah mata ini menatap wajahNya?


رفيقا
P. Siantar, 13 Ramadhan 1432 H (13 Agustus 2011) 11.45 am

Tidak ada komentar: