Selasa, 22 Februari 2011

RENUNGAN BUAT RAFIQA

Jadikanlah dzikir menjadi kepribadianmu agar tenang..
Jadikan Allah sebagai tujuanmu, Rasulullah Shalalahu Alaihi Wassalam menjadi teladan dalam hidupmu..
Dunia ini pun jadikanlah surga sebelum surga sebenarnya untukmu..

Bumi menjadi masjid buatmu.
Rumah, kantor bahkan hotel sekali pun menjadi musholla buatmu..
Tempat engkau berpijak, ruangan dan meja kerja,
Bahkan kamar tidur adalah hamparan sajadah bagimu.

Kalau engkau bicara, bicaralah tentang dakwah.
Kalau engkau berdiam, diamlah sebagai dzikir pada Allah yang selalu engkau rindukan.
Nafasmu selalu bertasbih...

Jadikan matamu penuh dengan rahmat Allah,
Dengan penuh kasih sayangNya..Telingamu selalu terjaga..
Pikiranmu selalu baik untuk bersangka..

Jaga hatimu untuk tidak akan sinis..
Tidak pesimis dan tidak suka memvonis..
Do'akanlah orang-orang muslim lain secara diam-diam,
Do'amu yang diam-diam sementara tanganmu selalu bersedekah...

Kakimu berjihad dan tidak mau melangkah sia-sia.
Kekuatanmu adalah silaturrahim.
Kepentinganmu adalah menegakkan syariat Allah.

Janganlah malu untuk bertakbir membesarkan nama Tuhanmu, Allahu Akbar...

Tautkan hatimu untuk selalu berkata Subhannallah..
Patrikan citamu setinggi-tingginya guna meraih syahid di jalanNya..
Buatlah kesibukanmu hanya asyik memperbaiki dirimu..
Dan tidak tertarik mencari kekurangan orang lain..
Apalagi aib orang lain..

Insya Allah ya Rafiqa........ 

Aamiin yaa Rabby yang selalu kurindukan...

Rabu, 02 Februari 2011

Sekilas Melihat ke Belakang

Menoleh ke belakang terhadap kehidupanku sendiri, bersama manusia-manusia lain yang hari ini sebagian manusia itu tidak lagi bersama. Terlintas di benakku wajah-wajah mereka dengan kondisi ketika mereka dekat denganku dulu, yang aku yakin kondisi mereka saat ini bukan seperti yang ada dibenakku sekarang, ini berarti semuanya sudah berubah...


Dibantu oleh jejaring sosial FB aku kembali mendapatkan teman-temanku dulu, dari sana aku mencoba membaca dan melihat kondisi dan fikiran mereka. Benar tebakanku... mereka berubah, jalan hidup pun sangat jauh berbeda. Sebab itulah aku belum berani menunjukkan diriku kepada mereka di jejaring tersebut. Aku khawatir akan ada ketidakcocokan jika nanti berinteraksi kembali.

Aku berada di dalam sebuah jama'ah minal muslimin yang memiliki perjanjian khusus denganku, dan telah kuikhlaskan diriku untuk mengikutinya tanpa paksaan. Sedangkan mereka berada di luar dari jama'ah itu, mereka berjalan dengan jalan yang mereka suka, dan mereka sangat menikmatinya, juga tanpa paksaan dan bahagia kelihatannya.

Ingin berbalik, tapi itu mustahil karena ilmuku telah melampaui masalah kebebasan dunia yang mereka praktikkan. Lintasan fikiran pasti ada, tapi sekali lagi ilmuku telah memberi pemahaman ke dalam hatiku bahwa jalan yang kutapaki sekarang inilah yang terbaik.

Sekarang sudah 1/4 abad aku di dunia, bukan sebuah waktu yang singkat. Tidak ada pilihan lain kecuali aku harus terus melanjutkan perjanjianku. sekarang aku lebih sering menghabiskan waktuku dengan orang-orang yang ada disekitarku saat ini, hati dan jasadku ada di jamaahku. Namun, apakah waktu akan menjadikan kami hidup dengan jalan masing-masing juga pada akhirnya nanti? Karena aku yakin, walau pun aku hidup bersama dan berjamaah dengan sahabat-sahabatku saat ini, namun akhirnya aku akan pergi sendiri, dan di akhirat nanti aku akan berjalan menuju Allah untuk mempertanggungjawabkan hidupku ini sendirian pula.