Selasa, 14 Februari 2012

XinJiang (XJ) is Turkistan

Sejenak kita kaji sejarah singkat masuknya Islam di daratan Cina, mengapa cerita masuknya Islam? Ya, karena tulisan ini memang tentang daerah berpenduduk Islam terbesar di Cina. 


Bahkan jauh lebih duluan utusan khalifah Islam menyentuh Cina dibanding Indonesia. Tahun 650 M menandai kelahiran agama Islam di daratan Cina. Saat itu, seperti tertulis dalam sebuah catatan kuno dari Dinasti Tang, diketahui adanya kunjungan agung dari Saad ibn Abi Waqqas RA (paman Nabi Muhammad SAW) ke negara tersebut. Saad membawa pesan dari Rasulullah untuk memperkenalkan Islam kepada rakyat negeri itu. Dia pun lantas memaparkan inti ajaran Islam di kerajaan yang disaksikan langsung oleh kaisar Cina.


Ketika itu Cina mencapai kejayaan peradaban sehingga sangat mudah menerima Islam. Kaisar memerintahkan untuk membangun masjid di kota Guangzhou untuk menjadi kenangan dan tanda sepakatnya kepada Islam, dan masjid ini masih berdiri sampai sekarang dan dikenal sebagai masjid Huaisheng (Memorial Mosque).

Masjid Huaisheng

Puncak Kejayaan Peradaban Islam di Cina

Puncak peradaban Islam di Cina tercapai ketika masa pemerintahan dinasti Ming, bahkan sejarah menyebutkan 6 jenderal yang paling dipercaya kaisar pertama dinasti Ming adalah muslim. Termasuk diantara jenderal ini adalah Lan Yu Who yang menghentikan serangan tentara Mongol di Tembok Cina dan mengakhiri impian Mongol untuk menduduki Cina. Pada masa dinasti Ming ini pula, Laksamana Zheng He diperintahkan kaisar untuk melakukan 7 ekspedisi ke samudera Hindia pada tahun 1405 – 1433.

Zheng He atau yang lebih dikenal dengan nama Cheng Ho, mempunyai nama asli Ma San Bao adalah seorang Cina Muslim, bangsawan etnis Hui. pada tahun 1405 dia memimpin armada laut yang terdiri dari 62 kapal induk yang berukuran 126 x 52 m (seukuran lapangan sepakbola), dan sekitar 190 kapal pendukung dan total 27.000 awak kapal.
Perbandingan kapal induk Zheng He dengan kapal Christopher Columbus ketika menemukan Amerika

Menurut beberapa literatur, ekspedisi Zheng He tidak hanya mebawa misi dari kaisar, tetapi dia juga memiliki misi tersendiri yang lebih mulia, yaitu menyebarkan Islam. Ma Huan, seorang muslim yang menemani Zheng He sebagai penerjemah dan penulis pribadi, dalam bukunya ‘The Overall Survey of the Ocean Shores’ (Chinese: 瀛涯勝覽) yang ditulis pada tahun 1416, menjelaskan secara detail tentang tempat-tempat yang disinggahinya, dan menuliskan bahwa Zheng He kerap mengunjungi masjid, memberikan dakwah secara intensif pada tempat-tempat yang dikunjunginya, membangun komunitas muslim disana, lalu membangun masjid untuk mereka.
Tokoh agama Hamka juga mengatakan “Perkembangan islam di Indonesia dan Malaysia mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan Muslim Cina, Laksamana Zheng He”. 
http://maf1453.com/felix/2009/07/16/islam-in-china/

The XJ is Turkistan.
Nah... ini nih.. yang paling penulis tunggu dan terasa sangat seru menulis tentangnya. Pernah dengar Turkistan? mungkin pernah, tapi kalau lihat peta, dibagian manakah negeri itu? Kita pasti tidak akan menemukannya di peta, karena negeri itu memang sudah hilang sejak perang dunia pertama.

Jika boleh disebutkan,ia adalah sebuah negeri paling barat di Cina yang amat subur, XinJiang (XJ), demikianlah namanya sekarang. Xinjiang (Tionghoa: 新疆; pinyin: Xīnjiāng; Wade-Giles: Hsin1-chiang1; Uighur: شىنجاڭ), nama lengkapnya Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, adalah sebuah daerah otonomi di Republik Rakyat Cina. Xinjiang berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet di sebelah selatan dan Provinsi Qinghai serta Gansu di tenggara. Wilayah ini juga berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur, Rusia di utara, serta Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Afganistan, dan Kashmir di barat. Xinjiang juga mencakup sebagian besar wilayah Aksai Chin — diklaim oleh India sebagai bagian dari Negara Bagian Jammu dan Kashmir . (http://id.wikipedia.org/wiki/Xinjiang)


Jika kita baca beberapa literatur hasil pencarian google atau wikipedia atau yang lain, hampir semua bacaan tentang XJ bercerita seputar kekerasan, perlawanan, dan bentrokan antara pemerintah Cina dengan penduduk muslim di XJ. Masalahnya hanya sepele, karena penduduk tidak tahan dengan kebijakan Cina yang suka mengintervensi kehidupan penduduk XJ.

Tidak heran memang, bukan hanya XJ namun ada beberapa daerah dan pulau yang selalu bermasalah dengan Cina yang ambisius untuk mendaulat negeri-negeri disekitarnya. Sebut saja, Taiwan, Hongkong dan Tibet. Sejak pemerintahan Mao Tse Tung (Mao Ze Dong), muslim di Cina yang sejak ratusan tahun bernafas dengan aman mulai tertindas.

(Tidak heran sekali lagi, karena Mao Tse Tung memang pemimpin yang keras, beraliran komunis yang tidak mengenal agama. Bahkan istrinya pun Jiang Qing seorang berdarah dingin, konon katanya dia wanita paling dibenci di Cina, karena terbukti andil dalam sebuah gang pemberontak beraliran keras, yang memanfaatkan kekuasaan Mao.)
http://www.biography.com/articles/Jiang-Qing-9354625
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1992/01/18/SEL/mbm.19920118.SEL9848.id.html


Padahal... di sebelah kekacauan itu ada kedamaian yang sungguh indah mengitari negeri ini.

 XinJiang-China landscape

Inilah negeri ke-dua yang paling ingin saya kunjungi setelah tanah Haramain (dengan izin Allah). Selain keindahan dan kesuburan alam, yang pastinya saudara-saudara saya juga banyak di sana. Apa yang harus dilakukan oleh seseorang pada saudaranya jika bukan mengunjunginya, menanyakan kabarnya, atau membantunya?

Bersambung...
rafiqa, at Lab 4 P.Siantar, 14 Feb 2012